Minggu, 22 Juli 2012

Info Perkembangan Kota Depok (Pendidikan)

Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)

Salah satu model pengelolaan sekolah di Indonesia, selain dikelola secara konvensional pada umumnya, adalah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Sebagai salah satu bentuk sekolah dasar yang baru, sekolah dasar Islam terpadu (SDIT), merupakan sekolah Islam yang memadukan antara kurikulum sekolah dengan kurikulum agama dan unggulan sekolah. JSIT merupakan lembaga pendidikan alternatif yang mampu bersaing dan berkontribusi terhadap upaya akselerasi peningkatan kualitassumber daya manusia pada umumnya.
Menurut pengurus JSIT Kota Depok, H. Untung Triantoro S.Pd.,MM, Jaringan Sekolah Islam Terpadu(JSIT) adalah sebuah lembaga yang berfungsi memberikan dan menghimpun berbagai sekolah islam terpadu. "JSIT memiliki tiga misi utama : yakni sekolah Islami, efektif dan bermutu secara umum keberadaan JSIT dibanding dengan sekolah umum terletak pada pengembangan kurikulum dan pembelajarannya yang lebih ditekankan pada kurikulum dan pembelajaran terpadu,"jelasnya.
Model kurikulum yang digunakan pada JSIT adalah kurikulum terpadu (Integrated curriculum) yang dilakukan dengan cara mensinergikan antara kurikulum Pendidikan Nasional (Diknas), kurikulum Agama (Al-Islam) dan muatan lokal (Mulok), menggunakan sistem fullday school. Kurikulum terpadu menurutnya dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam sebagai sprit dan motivasi, sehingga pembelajaran lebih humanis, holistik, otentik dan bermakna sesuai dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Proses dan tahapan implementasi pengembangan kurikulum dimulai dari unit terkecil dan unsur paling bawah yakni guru bidang studi. Implementasi melibatkan pimpinan sekolah, guru, orang tua, yayasan dan pakar. Faktor determinan yang mempengaruhi implementasinya adalah faktor idiologis agama (nilai/spirit bahwa bekerja adalah ibadah dan pendidikan adalah sarananya), faktor psikologis (meningkatkan citra lembaga pendidikan Islam) dan faktor sosiologis (kultur dan tuntunan hidup masyarakat modern kedepan). Proses implementasi di akhiri dengan kegiatan evaluasi.
Implementasi pembelajaran terpadu pada JSIT secara teknis dapat dibedakan menjadi dua yakni, secara akademis dan non akademis. Secara akademis, esensi implementasi pembelajaran terpadu adalah proses internalisasi nilai-nilai ajaran Islam kedalam mata pelajaran umum. Secara non akademis, implementasi pembelajaran terpadu dilakukan dengan pemberian kegiatan pendukung yang bernuansa agama dan sosial. Implementasi pembelajaran terpadu dilandasi spirit dan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, saling memberi dan menerima, dijiwai oleh rasa tanggung jawab bersama dalam mendidik anak sebagai amanah dan ibadah Allah SWT.
Tercatat kini 24 sekolah berbasic Sekolah Islam Terpadu (SIT) sudah berdiri. Hal itu menurut catatan terdiri atas 20 SDIT dan 4 SMPIT. Kedepan JSIT akan lebih mengupayakan penciptaan peluang bagi sekolah dalam mengembangkan jaringan yang lebih luas. "Seyogyanya dibentuk forum komunikasi antara yayasan pendidikan Islam, lebih mengembangkan budaya akademik yang islami dan mengarah pada budaya mutu serta penelitian tindak lanjut  dengan harapan lebih memberikan legitimasi bahwa pengembangan Sekolah Dasar Islam (SDI) dengan sistem fullday school tidak bertentangan dengan relevan dengan makna pendidikan yang sesungguhnya,"tutup Untung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar